Halaman

    Social Items



Pada dasarnya setiap instrumen investasi memiliki keuntungan dan risiko yang dihadapi tak terkecuali obligasi dan surat utang lainnya. Obligasi merupakan surat berharga yang bersifat surat utang dengan pendapatan tetap melalui kupon atau bunga. Keuntungan dan risiko yang dimiliki oleh obligasi memiliki  beberapa sejumlah kesamaan dengan surat utang lainnya. Surat berharga yang bersifat utang sendiri di Bursa Efek Indonesia ada beberapa bentuk antara lain Sukuk, Surat Berharga Negara (SBN), dan Efek Beragun Aset (EBA). Keuntungan efek bersifat utang dari website (idx.co.id) atau Bursa Efek Indonesia terdapat 4 hal yaitu :

1. Mendapatkan kupon/fee/nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli. Pada umumnya tingkat kupon/fee/nisbah berada di atas bunga Bank Indonesia (BI rate).
2. Memperoleh capital gain dari penjualan efek bersifat utang di pasar sekunder
3. Memiliki risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan instrumen lain seperti saham, dimana pergerakan harga saham lebih berfluktuatif dibandingkan harga efek bersifat utang. Pada efek bersifat utang yang diterbitkan oleh pemerintah dapat dikatakan sebagai instrumen yang bebas risiko.
4. Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang dapat dipilih oleh investor di pasar sekunder.

Risiko yang dihadapi oleh investor saat akan berinvestasi pada obligasi atau surat utang yaitu :
1. Interest Rate (Price) Risk 
Kejadian saat investor melihat adanya kemungkinan perubahan tingkat suku bunga. Kenaikan tingkat suku bunga akan menurunkan harga obligasi. Hal ini akan menimbulkan banyaknya aksi jual efek bersifat utang, sehingga harga efek tersebut menjadi turun.
2. Liquidity Risk  
Risiko investor untuk menjual obligasi lebih rendah dari harga yang wajar atau diinginkan karena tipisnya likuiditas obligasi tertentu atau kurang diminati investor obligasi tersebut.  
3. Jatuh Tempo
Pada dasarnya efek yang bersifat utang memiliki perbedaan dalam masa jatuh temponya. Pada saat jatuh tempo, maka dipastikan Penerbit harus  mengembalikan seluruh pokok efek bersifat utang kepada Investor. Pada intinya obligasi yang umurnya panjang lebih berisiko dibanding dengan yang umurnya pendek karena fluktuasi dan resiko suku bunga yang tidak menentu
4. Inflation Risk
Kecenderungan naiknya atau turunnya harga jasa
Mempengaruhi daya beli suatu uang/Purchasing Power 
Ketika investasi bergerak tinggi cenderung otoritas terkait akan menaikan suku bunga
Ketika inflasi tinggi menimbulkan resiko emiten yang mengganggu bisnis sehingga memiliki kecenderungan gagal bayar.

Keuntungan dan risiko yang akan dihadapi oleh investor dalam instrumen obligasi dapat membantu mamahami profil risikonya sendiri. Investor yang mengetahui profil risikonya merupakan awal dari sebuah keuntungan yang nantinya akan didapat. Investor dapat mengelola dana yang dimilikinya dan mengukurnya sesuai dengan perencanaannya.

 
Setelah mengetahui keuntungan dan risiko yang dihadapi dari instrumen obligasi dan surat utang maka investor juga harus mengetahui jenisnya. Jenis obligasi juga dapat menentukan pengalokasian dana yang dimiliki investor untuk minat berinvestasi pada obligasi. Pemahaman yang baik mengenai jenis obligasi memberikan keyakinan tambahan untuk investor memilih obligasi yang akan dimilikinya. Obligasi dapat kita tentukan berdasarkan jenisnya yang terbagi sebagai berikut :

1. Obligasi korporasi merupakan surat utang dalam periode waktu panjang yangditerbitkan oleh perusahaan di Indonesia. Surat utang tersebut wajib memiliki peringkat kredit (credit rating) untuk mengindikasikan kepada investor mengenai kemampuan pemenuhan kewajiban pembayaran kupon dan pokok di masa mendatang.
2. Obligasi pemerintah merupakan surat utang dalam periode waktu panjang yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, yang dapat disebut sebagai instrumen investasi bebas risiko (risk-free asset). Pemerintah menetapkan seri obligasi tertentu sebagai seri acuan (benchmark) untuk jangka waktu 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun. Seri obligasi acuan umumnya memiliki likuiditas yang lebih baik dari seri lainnya.
3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) merupakan obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah dengan tujuan individu atau investor ritel dapat membeli obligasi tersebut melalui lembaga yang ditunjuk pemerintah.

KEUNTUNGAN DAN RISIKO OBLIGASI BESERTA JENISNYA



Pada dasarnya setiap instrumen investasi memiliki keuntungan dan risiko yang dihadapi tak terkecuali obligasi dan surat utang lainnya. Obligasi merupakan surat berharga yang bersifat surat utang dengan pendapatan tetap melalui kupon atau bunga. Keuntungan dan risiko yang dimiliki oleh obligasi memiliki  beberapa sejumlah kesamaan dengan surat utang lainnya. Surat berharga yang bersifat utang sendiri di Bursa Efek Indonesia ada beberapa bentuk antara lain Sukuk, Surat Berharga Negara (SBN), dan Efek Beragun Aset (EBA). Keuntungan efek bersifat utang dari website (idx.co.id) atau Bursa Efek Indonesia terdapat 4 hal yaitu :

1. Mendapatkan kupon/fee/nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli. Pada umumnya tingkat kupon/fee/nisbah berada di atas bunga Bank Indonesia (BI rate).
2. Memperoleh capital gain dari penjualan efek bersifat utang di pasar sekunder
3. Memiliki risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan instrumen lain seperti saham, dimana pergerakan harga saham lebih berfluktuatif dibandingkan harga efek bersifat utang. Pada efek bersifat utang yang diterbitkan oleh pemerintah dapat dikatakan sebagai instrumen yang bebas risiko.
4. Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang dapat dipilih oleh investor di pasar sekunder.

Risiko yang dihadapi oleh investor saat akan berinvestasi pada obligasi atau surat utang yaitu :
1. Interest Rate (Price) Risk 
Kejadian saat investor melihat adanya kemungkinan perubahan tingkat suku bunga. Kenaikan tingkat suku bunga akan menurunkan harga obligasi. Hal ini akan menimbulkan banyaknya aksi jual efek bersifat utang, sehingga harga efek tersebut menjadi turun.
2. Liquidity Risk  
Risiko investor untuk menjual obligasi lebih rendah dari harga yang wajar atau diinginkan karena tipisnya likuiditas obligasi tertentu atau kurang diminati investor obligasi tersebut.  
3. Jatuh Tempo
Pada dasarnya efek yang bersifat utang memiliki perbedaan dalam masa jatuh temponya. Pada saat jatuh tempo, maka dipastikan Penerbit harus  mengembalikan seluruh pokok efek bersifat utang kepada Investor. Pada intinya obligasi yang umurnya panjang lebih berisiko dibanding dengan yang umurnya pendek karena fluktuasi dan resiko suku bunga yang tidak menentu
4. Inflation Risk
Kecenderungan naiknya atau turunnya harga jasa
Mempengaruhi daya beli suatu uang/Purchasing Power 
Ketika investasi bergerak tinggi cenderung otoritas terkait akan menaikan suku bunga
Ketika inflasi tinggi menimbulkan resiko emiten yang mengganggu bisnis sehingga memiliki kecenderungan gagal bayar.

Keuntungan dan risiko yang akan dihadapi oleh investor dalam instrumen obligasi dapat membantu mamahami profil risikonya sendiri. Investor yang mengetahui profil risikonya merupakan awal dari sebuah keuntungan yang nantinya akan didapat. Investor dapat mengelola dana yang dimilikinya dan mengukurnya sesuai dengan perencanaannya.

 
Setelah mengetahui keuntungan dan risiko yang dihadapi dari instrumen obligasi dan surat utang maka investor juga harus mengetahui jenisnya. Jenis obligasi juga dapat menentukan pengalokasian dana yang dimiliki investor untuk minat berinvestasi pada obligasi. Pemahaman yang baik mengenai jenis obligasi memberikan keyakinan tambahan untuk investor memilih obligasi yang akan dimilikinya. Obligasi dapat kita tentukan berdasarkan jenisnya yang terbagi sebagai berikut :

1. Obligasi korporasi merupakan surat utang dalam periode waktu panjang yangditerbitkan oleh perusahaan di Indonesia. Surat utang tersebut wajib memiliki peringkat kredit (credit rating) untuk mengindikasikan kepada investor mengenai kemampuan pemenuhan kewajiban pembayaran kupon dan pokok di masa mendatang.
2. Obligasi pemerintah merupakan surat utang dalam periode waktu panjang yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, yang dapat disebut sebagai instrumen investasi bebas risiko (risk-free asset). Pemerintah menetapkan seri obligasi tertentu sebagai seri acuan (benchmark) untuk jangka waktu 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun. Seri obligasi acuan umumnya memiliki likuiditas yang lebih baik dari seri lainnya.
3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) merupakan obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah dengan tujuan individu atau investor ritel dapat membeli obligasi tersebut melalui lembaga yang ditunjuk pemerintah.

1 comment: